20 Jan 2014

Menikmati Tiga Gunung dari Punggung Gunung Bungsu

 
 Panorama dari Gunung Bungsu (klik gambar untuk memperbesar)

    Berawal dari cerita (pamer) teman kantor yang habis makan siang di tempat yang cukup eksotis menurut dia. Dengan menggebu-gebu diceritakanlah bahwa dia baru saja menemukan spot tempat makan baru yang sangat recommended dan lokasinya berada di atas bukit. Whatt?? diatas bukit? saya berfikir kurang kerjaan sekali teman saya ini, mau makan saja harus naik ke atas bukit. Saya pun pura-pura tidak tertarik dan mengabaikan cerita teman saya tersebut. Tetapi semakin lama, rasa penasaran semakin besar dan saya menyerah... Saya tanya dimana lokasinya, tetapi berhubung teman saya ini juga bukan orang asli Payakumbuh, jadi saya hanya mendapat satu nama daerah yaitu Taeh Bukit dan nama tempat makannya yaitu Rumah Bako.

    Mulailah pencarian saya terhadap si Rumah Bako ini, agak susah karena letaknya cukup jauh dari jalan raya dan seperti yang dijelaskan teman saya tadi, yaitu lokasinya diatas bukit. Akhirnya setelah menajamkan panca indera yaitu melihat papan petunjuk jalan dan mendengarkan saran dari orang - orang  yang saya temui, Saya mendapati jalan berliku, kemudian ada pendakian lumayan tinggi. Sepertiga habis pendakian, terlihatlah Rumah Bako Cafe yang dindingnya didominasi kaca polos tebal. Halaman Rumah Bako Cafe lumayan luas, meja dan kursi tersusun apik. Desain bangunannya juga cukup unik dengan hiasan foto-foto dan buku untuk menemani menikmati suasana. Dan menurut saya yang paling juara adalah suguhan pemandangan alam yang sungguh sangat luar biasa. Kalau cuaca cerah tak berkabut, tampak dengan jelas pemandangan Gunung Sago, Gunung Merapi, dan Gunung Singgalang sekaligus. Lebih mengasyikan pula, tampak bentangan sawah- sawah, kebun, kolam ikan yang diairi Batang Sinamar serta Kota Payakumbuh.

 Papan nama Rumah Bako dengan background sawah dan gunung

 Tempat makan outdoor bagi yang ingin menikmati sejuknya udara dan indahnya pemandangan

    Rumah makan atau cafe ini bernama Rumah Bako, bako istilah dalam bahasa minang dimana si anak memanggil keluarga ayahnya, mendapat kedudukan yang istimewa juga di hati sang anak. Karena keseharian si anak yang berada di keluarga sang ibu, maka pada saat si anak pergi kerumah bako-nya, sering dia mendapat perlakuan agak istimewa oleh keluarga bakonya ini. Mungkin filosofi ini yang pengen diambil oleh sang pemilik yang ingin tamu yang datang berkunjung ke sini merasa diistimewakan dan betah berada di tempat ini.

 Rumah bako tampak dari depan





    


     
 
   Cafe Rumah Bako berdiri  8 Juni 2012, dan dalam peresmian tersebut ditandai penandatanganan batu prasasati oleh Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota dr.Alis Marajo Dt.Sori Marajo juga dihadiri Anggota DPRD Lima Puluh Kota, Ninik Mamak, Tokoh Masyarakat, Kepala SKPD dan lapisan masyarakat pemuda dan perangkat nagari.  Sejak diresmikan tersebut, puluhan pengunjung berdatangan setiap hari, termasuk Muspida kota Payakumbuh dan kabupaten Limapuluh Kota, dan sering menikmati hidangan makanan dan berbagai minuman di Rumah Bako. Apalagi kalau di daerah Taeh Bukit ini digelar event Paralayang seperti Porprov XII, Kejurda Paralayang Seri I, Carnaval Basafa dipuncak Gunung Bungsu, dan muda – mudi yang menikmati objek rekreasi “ Air Songsang “, tak jauh dari Rumah Bako ini.

Piring testimoni dari para pengunjung

Sarang Burung Manyar, Lazim ditemui di rumah makan Minangkabau  
    Untuk makanannya, kemarin saya mencoba memesan ikan bakar dan ayam bakar. Untuk rasanya cukup enak dan unik dimana selain sambal cabai merah dan hijau turut dihidangkan pula bumbu kacang, namun berbeda dengan bumbu kacang yang diperuntukkan untuk sate maupun pecel. Teksturnya lebih encer dari sambal pecel tetapi sedikit lebih pedas dari bumbu kacang untuk sate. Paduan rasanya unik dan cocok saat dipadukan dengan ayam bakar dan sambal merah atau hijau. Tetapi ada sedikit yang agak mengganggu yaitu cara penyajian makanan di piring atau platingnya masih sedikit "berantakan". Untuk ukuran cafe seperti ini seharusnya makanannya bisa tampil lebih menarik dan rapi.  Tapi secara keseluruhan, tempat ini sangat recommended bagi yang ingin menikmati pemandangan Kota Payakumbuh nan eksotis dari ketinggian dan bisa juga mencoba paralayang pada waktu angin dan cuaca sedang bagus, apalagi disini juga sering diadakan Kegiatan Komunitas/ Hangout, Photography service, Studio Alam dan Gallery, Pesta Ulang Tahun/ Pernikahan, Meeting/ Pertemuan dan  Live Band Performance, InternetCorner dan Book’s Club.

Plating yang masih kurang rapi menurut saya







Lokasi: Taeh Bukik, Payakumbuh, Lima Puluh Kota, West Sumatra, Indonesia

11 komentar:

  1. Keren banget pemandangannya apalagi ditemani kuliner yang manyoos di udara yang sejuk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas... pemandangannya tu kayak ngingetin gambar jaman SD, dimana ada gunung, sungai dan sawah... :)

      terima kasih sudah mampir...

      Hapus
    2. masa SD masa paling menarik.

      www.indonesianholic.com

      Hapus
  2. Rumah Bako = Rumah Saudara Perempuan dari Bapak kita....
    Sedangkan Bako memanggil Kita = Anak Pisang...
    Kalo nenek dari Bapak = Induak Bako...

    Mungkin Artinya klo dilihat dari suasana nya berarti makan senyaman dan seenak makan di rumah Saudara Bapak....

    halah gitu kali ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi... Bisa Jadi...
      Mohon koreksi kalo ada yang salah dari istilah saya... soalnya kebetulan bukan orang minang asli... hehehe

      Hapus
  3. Kebayang makan yg anget-anget di tempat dingin seperti itu. Saya pasti nambah beberapa kali nasinya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu mas, berhubung udaranya dingin.. jadi makanan dan minuman kayaknya kurang bisa bertahan lama panasnya... seperti capucino saya yang cepet banget jadi dinginnya... :-)

      Hapus
    2. Harus cepat-cepat dimasukkan perut kalau gitu :D

      Hapus
    3. Iya, daripada minum es cappucino di gunung... :p

      Hapus
  4. Alamat enak banget makanannya... Apalagi makan sambil disuguhi pemandangan alam yang begitu mempesona.. Memang indah Alam indonesia ini.. Wujud keagungan tuhan tuh,, gunung sebagai paku nya bumi agar bumi tak bergerak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makanan paling enak menurut saya itu memang di gunung... entah karena udara dinginnya atau karena emang lagi laperr...hhe

      makasih udah mampir... :)

      Hapus

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com