21 Jan 2014

Jembatan Ratapan Ibu, Saksi Bisu Perjuangan Anak Nagari

Jembatan Ratapan Ibu, Payakumbuh

     Jembatan Ratapan Ibu - Pertama kali mendengar namanya, Saya langsung bertanya-tanya mengapa jembatan indah ini diberi nama yang terdengar demikian memilukan. Ternyata ini bukan jembatan biasa yang dibangun sebagai alat bantu transportasi saja, ada cerita sejarah yang membuat jembatan ini dinamai sedemikian rupa. Dibalik keindahan Jembatan Ratapan Ibu dan Sungai Batang Agam yang mengalir dibawahnya, tersimpan cerita pilu tentang perjuangan para pemuda ranah Minang dalam merebut kemerdekaan.  Terdengar cukup menyedihkan, tetapi begitulah gambaran sejarah yang dimiliki Jembatan Ratapan Ibu ini, sehingga menarik para wisatawan untuk melihat langsung serta mengetahui kisah di balik jembatan ini.

     Jembatan Ratapan Ibu adalah sebuah jembatan yang terletak di kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Jika kita dari Kota Padang, cukup menempuh perjalanan sekitar 3 jam dengan menggunakan bus atau travel. Namun jika kita dari kota Bukittinggi, hanya perlu memakan waktu sekitar 40 menit perjalanan. Jembatan ini dibangun tahun 1818 dan memiliki panjang 40 meter dengan arsitektur kuno berupa susunan batu merah setengah lingkaran yang direkat dengan kapur dan semen tanpa menggunakan tulang besi. Jembatan ini melintasi Sungai Batang Agam, menghubungkan Pasar Payakumbuh dan nagari Aie Tabik (nagari = setingkat desa di Sumatera Barat). Dibangun oleh pemerintah Hindia-Belanda dengan menggunakan para pribumi sebagai pekerja paksa. 

Sungai Batang Agam dari sisi lain jembatan


 Bagian Atas Jembatan
Di atas jembatan inilah pemuda nagari Payakumbuh dahulu dibantai dan dibunuh oleh serdadu Belanda

    Jembatan ini menjadi terkenal dan bersejarah karena menjadi tempat eksekusi para pejuang kemerdekaan oleh tentara Belanda di zaman penjajahan. Mereka disuruh berbaris di pinggir jembatan menghadap sungai, lalu serdadu Belanda mengeksekusinya dengan cara menembak, kemudian mayat mereka di lempar ke sungai Agam yang berada di bawah jembatan itu yang kemudian hanyut dibawa arus sungai. Kejadian itu disaksikan langsung oleh masyarakat sekitar. Kaum ibu yang melihatnya tak bisa berbuat banyak selain hanya bisa pasrah dan terus menangis melihat peristiwa kejam itu.

    Untuk mengenang kekejaman Belanda dan perjuangan para pejuang yang di bantai di jembatan ratapan ibu maka dibangun monumen ratapan ibu. Sebuah patung wanita paruh baya mencerminkan seorang ibu yg mengenakkan pakain khas Minang dan menunjuk kearah jembatan seolah2 menggambarkan kesedihan seorang ibu yg melihat anak dan suami mereka di bantai di jembatan tersebut.

 Patung Ratapan Ibu

 Petikan puisi Chairil Anwar di kaki monumen

 Diresmikan tahun 1980

 Plakat nama Jembatan Ratapan Ibu

    Kawasan Jembatan Ratapan Ibu saat ini sudah mulai dikembangkan menjadi Ruang Terbuka Hijau oleh pemerintah daerah setempat. Dengan dilakukannya perluasan dan pembangunan taman di sisi sungainya, menjadikannya salah satu tempat bersantai favorit di pagi atau sore hari. Mereka yang datang hampir selalu menggunakan kesempatannya untuk berfoto di sekitar jembatan dan tugu ratapan ibu yang bersejarah. 

    Pembangunan taman di sisi sungai ini dijamin akan membuat kita betah untuk berlama-lama disini. Kita dapat masuk ke taman dengan melewati tugu ratapan ibu terlebih dahulu, setibanya di taman, kita dapat duduk bersantai sambil menikmati suara air yang mengalir dari sungai Agam serta melihat kendaraan yang sibuk melintas dari atas jembatan ratapan ibu ini. 

    Sesekali bias dari sinar matahari yang menyinari air sungai ini akan membentuk pelangi yang indah dipandang mata. Pemandangan tumbuh-tumbuhan hijau yang di tanam pun semakin membuat tempat ini terlihat asri dan cantik. Udara segar yang terasa disini dijamin akan menghilangkan kepenatan yang kita rasakan. Sangat cocok untuk tempat menghilangkan stress dari keramaian kota.
   
Ruang Terbuka Hijau

 Taman di tepi Sungai Agam

 Masjid diatas Sungai Agam

    Di lokasi ini kita tidak perlu khawatir jika merasa lapar. Banyak terdapat penjual makanan dan minuman yang letaknya tidak jauh dari Jembatan. Kita tinggal memilih berbagai jenis makanan yang dijual disini, tentunya dengan harga yang sangat bersahabat dengan kantong. Atau jika ingin yang lebih lengkap, kita dapat menuju ke pasar yang berada beberapa ratus meter dari jembatan ini.

Sedikit Tips:
1. Datanglah kesini pada pagi atau sore hari, karena cuaca sangat nyaman dinikmati pada saat itu.
2. Berhati-hatilah saat bermain di pinggir sungai, karena arusnya cukup deras.
3. Bawalah kamera dan buku catatan anda, karena anda akan banyak tahu informasi dari tempat bersejarah ini.
4. Jangan membuang sampai ke dalam sungai, karena akan mengurangi keindahan tempat wisata yang bersejarah ini.

20 Jan 2014

Menikmati Tiga Gunung dari Punggung Gunung Bungsu

 
 Panorama dari Gunung Bungsu (klik gambar untuk memperbesar)

    Berawal dari cerita (pamer) teman kantor yang habis makan siang di tempat yang cukup eksotis menurut dia. Dengan menggebu-gebu diceritakanlah bahwa dia baru saja menemukan spot tempat makan baru yang sangat recommended dan lokasinya berada di atas bukit. Whatt?? diatas bukit? saya berfikir kurang kerjaan sekali teman saya ini, mau makan saja harus naik ke atas bukit. Saya pun pura-pura tidak tertarik dan mengabaikan cerita teman saya tersebut. Tetapi semakin lama, rasa penasaran semakin besar dan saya menyerah... Saya tanya dimana lokasinya, tetapi berhubung teman saya ini juga bukan orang asli Payakumbuh, jadi saya hanya mendapat satu nama daerah yaitu Taeh Bukit dan nama tempat makannya yaitu Rumah Bako.

    Mulailah pencarian saya terhadap si Rumah Bako ini, agak susah karena letaknya cukup jauh dari jalan raya dan seperti yang dijelaskan teman saya tadi, yaitu lokasinya diatas bukit. Akhirnya setelah menajamkan panca indera yaitu melihat papan petunjuk jalan dan mendengarkan saran dari orang - orang  yang saya temui, Saya mendapati jalan berliku, kemudian ada pendakian lumayan tinggi. Sepertiga habis pendakian, terlihatlah Rumah Bako Cafe yang dindingnya didominasi kaca polos tebal. Halaman Rumah Bako Cafe lumayan luas, meja dan kursi tersusun apik. Desain bangunannya juga cukup unik dengan hiasan foto-foto dan buku untuk menemani menikmati suasana. Dan menurut saya yang paling juara adalah suguhan pemandangan alam yang sungguh sangat luar biasa. Kalau cuaca cerah tak berkabut, tampak dengan jelas pemandangan Gunung Sago, Gunung Merapi, dan Gunung Singgalang sekaligus. Lebih mengasyikan pula, tampak bentangan sawah- sawah, kebun, kolam ikan yang diairi Batang Sinamar serta Kota Payakumbuh.

 Papan nama Rumah Bako dengan background sawah dan gunung

 Tempat makan outdoor bagi yang ingin menikmati sejuknya udara dan indahnya pemandangan

    Rumah makan atau cafe ini bernama Rumah Bako, bako istilah dalam bahasa minang dimana si anak memanggil keluarga ayahnya, mendapat kedudukan yang istimewa juga di hati sang anak. Karena keseharian si anak yang berada di keluarga sang ibu, maka pada saat si anak pergi kerumah bako-nya, sering dia mendapat perlakuan agak istimewa oleh keluarga bakonya ini. Mungkin filosofi ini yang pengen diambil oleh sang pemilik yang ingin tamu yang datang berkunjung ke sini merasa diistimewakan dan betah berada di tempat ini.

 Rumah bako tampak dari depan





    


     
 
   Cafe Rumah Bako berdiri  8 Juni 2012, dan dalam peresmian tersebut ditandai penandatanganan batu prasasati oleh Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota dr.Alis Marajo Dt.Sori Marajo juga dihadiri Anggota DPRD Lima Puluh Kota, Ninik Mamak, Tokoh Masyarakat, Kepala SKPD dan lapisan masyarakat pemuda dan perangkat nagari.  Sejak diresmikan tersebut, puluhan pengunjung berdatangan setiap hari, termasuk Muspida kota Payakumbuh dan kabupaten Limapuluh Kota, dan sering menikmati hidangan makanan dan berbagai minuman di Rumah Bako. Apalagi kalau di daerah Taeh Bukit ini digelar event Paralayang seperti Porprov XII, Kejurda Paralayang Seri I, Carnaval Basafa dipuncak Gunung Bungsu, dan muda – mudi yang menikmati objek rekreasi “ Air Songsang “, tak jauh dari Rumah Bako ini.

Piring testimoni dari para pengunjung

Sarang Burung Manyar, Lazim ditemui di rumah makan Minangkabau  
    Untuk makanannya, kemarin saya mencoba memesan ikan bakar dan ayam bakar. Untuk rasanya cukup enak dan unik dimana selain sambal cabai merah dan hijau turut dihidangkan pula bumbu kacang, namun berbeda dengan bumbu kacang yang diperuntukkan untuk sate maupun pecel. Teksturnya lebih encer dari sambal pecel tetapi sedikit lebih pedas dari bumbu kacang untuk sate. Paduan rasanya unik dan cocok saat dipadukan dengan ayam bakar dan sambal merah atau hijau. Tetapi ada sedikit yang agak mengganggu yaitu cara penyajian makanan di piring atau platingnya masih sedikit "berantakan". Untuk ukuran cafe seperti ini seharusnya makanannya bisa tampil lebih menarik dan rapi.  Tapi secara keseluruhan, tempat ini sangat recommended bagi yang ingin menikmati pemandangan Kota Payakumbuh nan eksotis dari ketinggian dan bisa juga mencoba paralayang pada waktu angin dan cuaca sedang bagus, apalagi disini juga sering diadakan Kegiatan Komunitas/ Hangout, Photography service, Studio Alam dan Gallery, Pesta Ulang Tahun/ Pernikahan, Meeting/ Pertemuan dan  Live Band Performance, InternetCorner dan Book’s Club.

Plating yang masih kurang rapi menurut saya







15 Jan 2014

Berenang Bersama Ikan Larangan



    Entah apa nama ikan yang ada di mata air ini, tapi kami sepakat menyebut ikan ini dengan nama Ikan Larangan, sesuai dengan tulisan cukup besar di dinding pemandian. *sempat mo nyebut ikan verboden awalnya* . Ikan ini bisa kita temui di salah satu sumber mata air di Kabupaten Lima Puluh Kota  yaitu di Pemandian Batang Tabik. Nuansa yang disajikan oleh pemandian air ini benar-benar alami dan jauh dari yang namanya wahana buatan tangan manusia. Justru hal tersebutlah yang menjadi daya tarik tersendiri dari pemandian ini. Kejernihan air yang dimiliki oleh pemandian ini memang patut diacungi jempol. Air yang berasal dari sumber mata air dan bukan dari air olahan atau sumur inilah yang membuat air di pemandian ini menjadi sangat jernih sekali.

    Menurut cerita tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi (oral history), mata air Batang Tabik berasal dari danau Singkarak. Benar atau tidaknya belum diketahui secara pasti. Yang jelas mata air ini mengalir terus tanpa henti. Tidak mengenal apakah itu musim kemarau atau penghujan. Tetap jumlah airnya tak berkurang. Mengalir sangat banyak. Kata orang-orang tua dahulu ketika mata air itu menyembur dari tanah, lubang mata air itu dimasukkan sebuah batu yang amat besar ukurannya. Guna mengurangi debit air yang keluar. Bisa dibayangkan seperti apa besarnya. Jika dulunya tidak ditutupi dengan batu besar itu kemungkinan saat ini daerah yang disebut Batang Tabik itu telah berubah menjadi sebuah danau, barangkali...


 Byurr... Airnya dingin, segar dan bebas kaporit...

    Di area Pemandian Batang Tabik, kita bisa menemukan tiga buah kolam yang saling terhubung melalui parit-parit yang sengaja di buat. Kolam tersebut adalah kolam ibu, kolam anak-anak dan kolam dewasa. Kolam anak-anak lebih diperuntukkan untuk anak-anak karena lebih dangkal. Sedangkan kolam dewasa, agak lebih dalam. Untuk dua kolam yang disebutkan terakhir tersebut sudah modern dengan dasarnya dari keramik dan ada prosotan air .

    Dan favorit saya adalah Kolam Ibu, bukan karena banyak ibu-ibu muda yang mandi dan berenang disini. Tetapi karena kolam ibu ini merupakan kolam yang langsung dialiri oleh mata air yang menjadi sumber air kolam ini. Kolamnya masih alami dan tidak di semen ataupun keramik. Tetapi, walaupun begitu, kita masih bisa melihat ke dasar kolam karena benar-benar jernih.



 Seperti berenang di akuarium
   
    Meskipun banyak ikan yang wara-wiri di sekitar kita, jangan kawatir airnya akan berbau amis dan kotor.  Air dari mata air langsung masuk ke kolam ini. Jadi airnya terus mengalir. Dengar begitu air kolam ini sangat bersih meskipun tidak pernah dibersihkan. Apa saja yang ada didasar kolam yang tanpa semen ini bisa langsung terlihat dari atas.

    Karena air yang ada di sini merupakan air yang bersih dan segar serta berasal dari perbukitan, sumber air ini juga dijadikan sumber air PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Payakumbuh (tentu bukan air yang berasal dari kolam ini ya..) Debit air yang di hasilkan dari sumber air ini adalah 80 liter per detik. Cukup untuk memenuhi kebutuhan air sekitar 1700an sambungan air di rumah-rumah serta beberapa fasilitas umum lainnya. Bahkan pada saat musim kemarau, Kota Payakumbuh dan sekitarnya sangat jarang kekurangan air.


Tips:
1. Perhatikan cuaca saat mau berkunjung ke lokasi pemandian ini. Jika akan turun hujan, sebaiknya tunda dulu wisata anda. Selain anda merasa tidak nyaman berenang ketika hujan, biasanya suhu juga akan menjadi lebih dingin sehingga membuat semakin tidak nyaman untuk berenang. Biasanya saya sih lebih memilih pagi daripada sore hari, karena kalau pagi udaranya semakin lama semakin hangat.
2. Jika ingin berhemat, sebaiknya makanlah terlebih dahulu sebelum berenang di sini. Walaupun sudah ada penjual, tetapi harga makanan agak sedikit lebih tinggi dari biasanya.
3. Bawalah pakaian ganti serta handuk jika anda ingin berenang.
4. Bawalah barang bawaan anda seperlunya agar tidak terlalu banyak barang bawaan yang harus anda jaga walaupun sudah ada tempat penitipan barang.



9 Jan 2014

Pisang Epe dan Pisang Kapik, Serupa tapi tak Sama


 Pisang Kapik, Sumbar

    Dua varian atau lebih tepatnya makanan olahan dari pisang ini mirip satu sama lain, walaupun terpisah jarak yang cukup jauh yaitu di pulau Sumatra dan pulau Sulawesi. Saya berkesempatan mencicipi pisang epe dari Makassar terlebih dahulu. Rasa legit dari pisang yang masih mangkel dan aroma bakaran arang sangat pas dinikmati di sore hari di tepi Pantai Losari. Pada saat di Sumatra Barat, memori tentang ke-legit-an pisang epe seakan terulang pada saat saya bertemu makanan yang bernama pisang kapik.

Pisang Epe

Pisang Epe (Photo: Google)
   
    Dalam bahasa lokal, Epe berarti jepit dan memang pisang ini dibuat dengan cara dipipihkan setelah dibakar. Pisang Epe menggunakan pisang raja sebagai bahan dasarnya. Pisang Epe disajikan dengan lumeran saus gula merah yang merupakan favorit para pembeli tapi saat ini sudah tersedia dalam berbagai rasa misalnya durian, coklat dan beserta taburan keju. Penampilan Pisang Epe memang cukup sederhana, begitu pula cara membuatnya. Namun, rasa yang ditawarkan sangat lezat, khususnya untuk menikmati malam hari di Pantai Losari. Aroma pembakaran pisangnya sangat khas, rasa manis dari gula arennya juga asli tanpa pemanis buatan.

    Penjual pisang epe ini bisa ditemui di sepanjang pantai Losari. Dan memang benar adanya, pisang epe adalah teman yang sangat cocok pada saat menikmati sunset di pantai Losari. Pantai losari dulunya bahkan pernah menjadi restoran pisang epe terpanjang di dunia. Menikmati sunset makasssar dari pantai losari tanpa menikmati pisang epe bagaikan sayur tanpa garam.

Pisang Kapik

    Pisang Kapik

    Secara harfiah Pisang Epe dan Pisang Kapik mempunyai makna sama yakni pisang yang dijepit. Perbedaannya, secara penampilan pisang kapik dibuat sepipih mungkin hingga menyerupai lempengan berbeda dengan Pisang Epe yang dibuat tidak terlalu pipih. Dan bahan dasar pisang epe adalah pisang raja sementara pisang kapik menggunakan pisang kepok sebagai bahan dasarnya.

    Tidak seperti pisang Epe yang disajikan dengan menggunakan gula merah cair, Pisang kapik disajikan dengan dibubuhi parutan kelapa yang sudah diolah dengan gula merah yang dimasak. Kombinasi rasa manis-asam, sensasi bau arang terbakar, dan rasa sepat berpadu dalam legitnya pisang kapik.. Pisang Kapik biasanya dibungkus dengan menggunakan daun pisang, yang menambah cita rasa dan aroma Pisang Kapik itu sendiri. Apabila pisang epe dinikmati sembari menyaksikan sunset di pantai, sedangkan pisang kapik ini cocok dinikmati saat udara dingin. Maka dari itu penjual pisang kapik banyak ditemui di daerah Padang Panjang, Bukittinggi, atau Lembah Harau di Payakumbuh dimana daerah-daerah tersebut adalah daerah berudara sejuk. 

    Dan Kesimpulannya... tak terbantahkan lagi bahwa dua makanan pisang yang dijepit ini sungguh nikmat dan layak untuk dicicipi... joss!!
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com