18 Sep 2013

Sensasi Menyeruput Kawa Daun (teh daun kopi)



  
  Asalnya dari bagian pohon kopi, namun secangkir Kawa Daun ini berbeda dengan kopi. Kawa Daun ini lebih pas jika dimasukan dalam ragam teh, karena bahan untuk membuatnya bukan dari biji kopi, melainkan dari daun kopi. Kawa Daun ini adalah minuman tradisional dari daerah Minangkabau terutama di daerah Tanah Datar. Sejarah teh Kawa Daun awalnya berasal dari sebuah ironi ibarat cerita satir namun kemudian menjadi sebuah kisah istimewa. Kopi adalah produk utama dan andalan kolonial Belanda yang mempunyai harga sangat baik di Eropa. Sebagai produk premium maka para pekerja dan petani hanya diperkenankan untuk menanam dan memelihara kopi, memetik dan menyerahkannya pada kolonial Belanda. Pekerja dan petani kopi dilarang untuk mencicipi kopi yang ditanam atau dijaganya. 

    Kami mencoba mengunjungi tempat pembuatan kawa daun yang lumayan masih otentik dan lumayan terkenal dari mulut ke mulut di daerah Tabek Patah, Tanah Datar. Dan kami memutuskan kesana dengan ber-gowes. Berangkat dari Payakumbuh sekitar jam 07.00 WIB saat kabut masih lumayan tebal dan udara cukup dingin. Trek menuju Tanah Datar ini sangat bervariasi. Ada (banyak) tanjakan, turunan (pastinya setelah tanjakan), jalan berkelok-kelok. Jadi jangan terkecoh dengan nama Tanah Datar, karena sangat jarang ditemui tanah yang benar-benar datar karena wilayahnya berupa perbukitan.

 Menyempatkan diri untuk sarapan dengan katupek gulai (sejenis lontong sayur)

 "Ayo buk, kita balapan nanjak" | "ini mah santapan tiap hari nak"

 Tanjakan dan kelokan yang seakan gak habis-habis

 Phuchuk.. Phuchuk... *korban iklan

 Tapi percayalah setelah tanjakan pasti ada turunan (biasanya)

Menuntun sepeda bukan sebuah aib kok... :)

    Kembali ke kawa daun, Tahun 1840 di Minangkabau diterapkan tanam paksa atau Cultuurstelsel. Petani diminta menanam kopi namun tak boleh memetiknya. Buah hasil tanaman kopi adalah kepunyaan kolonial Belanda. Para Meneer Belanda hanya mengijinkan petani untuk memetik daun kopi. Tak lupa Meneer Belanda mengatakan bahwa daun kopi lebih berkhasiat ketimbang bijinya. 

    Petani Minangkabau kemudian memetik daun kopi, yang lalu disangrai dan diseduh layaknya membuat minuman teh. Minuman itulah yang kemudian disebut sebagai Kawa Daun, atau daun kopi, mengingat kata kopi berasal dari Kahwa dalam bahasa Arab. Maka Kawa Daun berarti minuman yang berasal dari daun kopi.

    Meskipun Belanda pergi namun minuman Kawa Daun terus bertahan menjadi kebiasaan di beberapa daerah yang kini masuk di propinsi Sumatera Barat. Kawa Daun disajikan dalam kedai-kedai atau disebut sebagai Dangau Kawa, disajikan tidak dengan gelas melainkan tempurung kelapa (sayak) yang ditopang dengan potongan bambu di bawahnya. Disantap bersama gorengannya yang masih panas seperti pisang goreng, bakwan, tahu isi, bika bakar dan lain-lain. 

    Bila anda mencobanya untuk pertama sekali mungkin akan terasa begitu berbeda dan terasa begitu aneh di lidah anda. Namun bila anda menikmatinya dengan cara perlahan-lahan serta menikmatinya dengan santai dan biarkan aroma juga rasanya  berputar-putar, bermain-main di lidah serta di mulut anda maka anda akan benar-benar mendapatkan citarasanya yang sungguh sangat nikmat dan tak terlupakan.


Kurang lebih seperti inilah teh Kawa Daun yang disajikan di dangau-dangau

 Teman setia kawa daun, Gorengan dengan ukuran yang cukup "jumbo"

Salah satu dangau yang cukup terkenal di daerah Tabek Patah, tempatnya sederhana tapi pengunjungnya ramainya mintak ampuun...
  
    Penelitian terbaru di Inggris menemukan bahwa teh dari daun kopi ini ternyata lebih sehat ketimbang teh dan kopi sendiri. Menurut para ilmuwan dari Royal Botanic Gardens di Kew, London, dan Joint Research Unit for Crop Diversity, Adaptation and Development di Montpellier, teh daun kopi mengandung senyawa yang bermanfaat mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes.

    Berdasarkan penelitian, daun kopi mengandung antioksidan lebih tinggi dibandingkan teh biasa. "Yang mengejutkan adalah berapa banyak antioksidan dalam daun kopi. Jumlahnya jauh lebih tinggi dibandingkan teh hijau dan teh hitam," ujar Dr Aaaron Davies, pakar kopi dan botani dari Royal Botanic Gardens seperti dilansir laman Telegraph. Tak hanya antioksidan, daun kopi juga mengandung bahan kimia alami yang berkhasiat mengatasi masalah peradangan. Bahan kimia alami ini biasanya ditemukan pada buah mangga. Dan benar pada masa awalnya kopi memang dikenal sebagai bahan obat ketimbang minuman. 


 Pemandangan menuju Tanah (yang katanya) Datar
Lokasi: Tanah Datar, West Sumatra, Indonesia

4 komentar:

  1. asik...
    bersepeda asiknya emang lintas alam nan sejuk dan hijau...
    kunjungi kami bagi anda yang ingin bersepeda di lembah harau sumatra barat.
    Bike To Harau
    terima kasih

    BalasHapus
  2. postingan yg bagus :D
    asik sekali...
    Ingin menikmati liburan sambil menikmati kopi kawa dan belajar banyak tentang Rendang, klik saja
    disini
    Terima kasih

    BalasHapus
  3. kebiasaan ini muncul pertama kali di sekitaran luhak tanah datar,. ketika belanda mengetahui hal ini mungkin belanda turut serta menyebarkan ke luar tanah datar,. jadi ini bukan karena ide belanda, tapi murni kreatifitas petani..

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin dari sebuah keterbatasan akan muncul ide-ide dan kreatifitas yang luar biasa... :D
      terima kasih kunjungannya

      Hapus

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com