Para Penari di Belakang Panggung
Tak bisa dipungkiri dan disangkal lagi bahwa Indonesia sangat kaya akan ragam bentuk budaya dan kesenian. Hampir tiap daerah memiliki suguhan budaya yang selalu mengundang decak kagum dan memiliki daya tarik tersendiri. Seperti yang belum lama ini saya saksikan di Ranah Minang yaitu Tari Pasambahan yang ditampilkan pada saat perayaan HUT Kota Payakumbuh yang ke-43. Gemulai gerak penari berpadu dengan irama talempong (alat musik tradisi minang) mampu membius saya dan tanpa sadar ikut bergoyang. -untung gak ada yang pingsan-
Penabuh Talempong | ehm, cantik ...
Pemain Gandang Tambui (Alat musik pukul dari Minang)
Tarian di Sumatera Barat ini banyak dipengaruhi oleh agama mayoritas yang dipeluk masyarakatnya yaitu agama Islam. Selain itu, tarian Sumatera Barat juga sangat kental dipengaruhi dengan keunikan adat matrilineal dan kebiasaan merantau masyarakatnya. Demikian juga dengan Tari Pasambahan ini yang mayoritas pemainnya adalah uni-uni yang rancak bana. Tambua ciek... (disodorin nasi padang)
Bingung milihnya | salah fokus...
Tari Pasambahan adalah salah satu seni tari tradisonal Minangkabau yang berkembang di berbagai daerah di provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Tarian ini ditampilkan dalam acara penyambutan tamu yang dimaksudkan
sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada tamu
kehormatan yang baru saja sampai. Pada kesempatan ini adalah dalam rangka menyambut Walikota Payakumbuh dalam acara peringatan HUT Kota Payakumbuh yang ke-43. Namun saat ini, tari pasambahan
ditampilkan tidak hanya dalam acara penyambutan tamu, tetapi juga dalam
seni pementasan dan pertunjukan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat
banyak.
Tari pasambahan ditampilkan saat kedatangan tamu yang datang dari
jauh, atau saat kedatangan pengantin pria ke rumah pengantin wanita.
Tamu yang datang kemudian dipayungi dengan payung kebesaran sebagai penghormatan terhadap tetamu yang datang. Setelah tari pasambahan ditampilkan, kemudian acara dilanjutkan dengan suguhan daun sirih dalam carano kepada sang tamu. Pada saat upacara pernikahan, suguhan daun sirih diberikan kepada pengantin pria sebagai wakil dari rombongan. Daun sirih di carano tersebut juga biasanya disuguhkan kepada kedua orang tua pengantin. Poin inilah mengapa saya sebut bahwa tari ini adalah bentuk keramahan ranah minang, dimana pada saat datang kita disambut dengan sangat meriah dan dengan suguhan daun sirih yang melambangkan penghormatan kepada tamu. Walaupun banyak juga acara penyambutan tamu di daerah lain di Indonesia -semoga suatu saat bisa nampilin disini-
Uni pembawa carano
Sebelum pertunjukan tari, biasanya dibuka dengan pentas silek (silat)
Awas uda, ikat kepalanya lepas...
adat yang menarik serta fotonya keren-keren euy..
BalasHapusiya mbak, objeknya yang bikin semangat jepret... hehehe
Hapusterima kasih udah mampir... :)
ejie dulu juga sering nari pasambahan, pungky. tarian yang penuh semangat. SUKA!
BalasHapusloh, ejie orang minang ya? saya lebih tertarik ke bajunya sih... rancak... hehe
HapusSepertinya hampir setiap daerah di Indonesia punya tarian selamat datang sendiri ya. Bukti betapa kita sangat menghormati tamu.
BalasHapusiya bang... dan tiap daerah itu beda2 dan unik...
Hapusterima kasih sudah mampir... :)
Bagus maaaaaaas o:')
BalasHapusTerima Kasih... :)
BalasHapussangat rancak bana.
BalasHapusterima kasih... :)
Hapusbagus sekali....sangat kreatif
BalasHapus