Pasir putih berbalut biru air laut Pulau Cingkuak
Pulau Cingkuak ini berada di pesisir selatan Sumatera Barat. Jaraknya sekitar 500 meter dari daratan utama Pulau Sumatera di kawasan
Pantai Carocok, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan. Seorang
perenang andal tak akan kesulitan menyeberangi selat tenang menuju pulau
itu. Berhubung itu bukan "gue banget" maka kami memilih opsi lain yang tampak lebih "manusiawi". Cukup dengan membayar Rp10.000,-/orang maka belasan perahu bermesin yang dioperasikan sejumlah operator dengan senang hati akan mengantarkan pengunjung pulang pergi dari dermaga di Pulau Batukereta. Adapun dari daratan di Pantai Carocok menuju Pulau Batukereta,
pengunjung bisa mencapainya dengan menyusuri jembatan sekitar 100 meter.
Setiap perahu dioperasikan dua orang dengan kapasitas sekitar 30
pengunjung.
Jembatan dari pantai carocok menuju pulau Batukereta
Perahu tempel yang siap mengantar-jemput
Pulau Cingkuak, dengan luas 4,5 Ha, berhadapan dengan Pulau Batu Kereta,
terletak di kawasan Pantai Carocok Painan (77 km dari Kota Padang).
Pulau ini merupakan saksi bisu terhadap peninggalan sejarah kolonial di
Pesisir Selatan, yang pada masa itu merupakan pusat perekonomian dan
pelabuhan pantai barat Sumatera. Selain putihnya pasir pantai dan birunya laut di pulau cingkuak kita juga bisa berwisata sejarah. Bisa kita lihat Benteng Portugis (sebenarnya adalah benteng VOC) dan Nisan tua Madame van Kempen yang bertuliskan tahun 1911. Madame Van Kempen diperkirakan meninggal sekitar 150 tahun sebelumnya.
Madame Van Kempen, sesuai tulisan di nisan itu, adalah istri Thomas Van
Kempen yang dituliskan sebagai Residen Poeloe Tjinko (Pulau Cingkuak).
Nama pulau ini diambil dari nama hewan sejenis kera, Cingkuak. Yang berbulu abu-abu gelap
dengan bercak-bercak hitam di wajah. Bercak hitam inilah yang
menggelarinya "cingkuak" yang artinya "coreng" dalam bahasa Minang.
Meski sekarang jarang terlihat --dan tidak ada sama sekali di Pulau
Cingkuak-- Menurut
para pedagang makanan yang berjajar di tepian Pantai Carocok, kera itu
dulu meninggali pulau. Sayang, keberadaannya kini sudah tak bisa
ditemukan.
Laut yang tenang dan syahdu
Selain bermain pasir dan berenang, di pulau cingkuak kita juga bisa menikmati beberapa wahana air seperti "perahu pisang"
Senja menjelang saatnya pulang ke peraduan
saya pernah ke cingkuak pas nginep di kp2kp painan, banyak nyamuk heheh
BalasHapusdulu kami juga mau nginep di kp2kp, tapi karena orangnya agak banyak jadi gak muat... jadinya nyari penginapan :)
Hapus