Trekking Santai
Lembah Harau adalah sebuah ngarai dekat kota Payakumbuh di kabupaten Limapuluh Koto, provinsi Sumatera Barat. Lembah Harau diapit dua bukit cadas terjal dengan ketinggian mencapai 150 meter. Lembah Harau .dilingkungi batu pasir yang terjal berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Topografi Cagar Alam Harau adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi dari permukaan laut adalah 500 sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu, Bukit Singkarak dan Bukit Tarantang. Berjalan menuju Lembah Harau amat menyenangkan. Dengan udara yang masih segar, Anda bisa melihat keindahan alam sekitarnya. Tebing-tebing granit yang menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik mengelilingi lembah. Tebing-tebing granit yang terjal ini mempunyai ketinggian 80 m hingga 300 m. sumber
Keindahan Lembah Harau ini tidak perlu diragukan lagi. Bahkan banyak pemanjat tebing baik lokal maupun internasional menjulukinya Yosemite-nya Indonesia. Selain memiliki dinding-dinding bukit batu terjal yang sangat memukau, kawasan wisata ini juga memiliki banyak air terjun. Yang sudah dibuka untuk umum ada 5 buah yaitu, sarasah Aka Barayun, sarasah Aie Luluih, Sarasah Bunta, Sarasah Murai dan sarasah Aie Angek. Selain kelima air terjun tersebut, sebenarnya masih ada air terjun yang lain yang belum dibuka untuk umum.
Karena penasaran dengan air terjun yang belum dibuka tersebut, maka kami berempat ingin mencari tahu sekaligus mencoba medan trekking di lembah Harau ini. Kami menyebut ini Trekking santai karena memang tidak terlalu ngoyo untuk sampai ke atas tebing, disesuaikan dengan kemampuan nafas dan kaki masing-masing. Dengan menyewa seorang pemandu lokal, kami mulai menaiki lembah harau dengan berjalan kaki sekitar 500 m dari parkiran sarasah Bunta. Dari sini perjalanan dimulai dengan masuk ke jalan setapak batu kecil yang dipenuhi ilalang yang cukup tinggi.
Jalur masuk Trekking
Jalur Trekking di Harau ini bervariasi dan cukup menantang. Ada trek berbatu-batu, ada juga sungai-sungai kecil berair jernih yang mengalir ke air terjun. Di rute awal ini jalan agak menanjak dan kadang kami harus sedikit merayap untuk menjaga keseimbangan. Harap berhati-hati juga apabila berniat trekking di musim hujan, karena treknya akan menjadi lebih licin. Kawasan Lembah Harau ini seluas 270,5 hektar yang ditetapkan sebagai cagar
alam sejak 10 Januari 1993. Di cagar alam dan suaka margasatwa Lembah
Harau ter terdapat berbagai spesies tanaman hutan hujan tropis dataran
tinggi yang dilindungi, plus sejumlah binatang langka asli Sumatera.
Monyet ekor panjang (Macaca fascirulatis) merupakan hewan yang acap
terlihat di kawasan ini.
Setelah kurang lebih satu jam melakukan perjalanan, akhirnya kami menemukan pos peristirahatan, pos ini berupa gubuk kecil di atas bukit dengan pemandangan Lembah Harau dari atas yang sangat memukau. Sambil beristirahat memulihkan tenaga, terlihat dari jauh bukit-bukit harau yang menjulang dan pemandangan gunung Sago dari jauh.
Dalam trekking ini kita juga akan melewati lokasi kebun-kebun Gambir yang pernah menjadi komoditi idola di masa lampau. Dulunya, kawasan Lembah Harau adalah areal penanaman Gambir yang
merupakan tanaman penghasil pewarna kain. Saat harga tinggi, masyarakat setempat sepenuhnya menggantungkan diri pada
Gambir. Gambir-gambir dari Harau dulunya diekspor ke India, Pakistan dan
Jerman. Pun demikian kami juga sempat bertemu dengan para petani gambir yang tidak bisa dibilang masih muda lagi usianya. Mereka biasanya akan tinggal diladang Gambir selama berhari-hari dan akan turun membawa hasil panen gambir. Saya sangat takjub melihat para petani ini melahap medan trekking dengan santainya dengan memikul sekeranjang Gambir.
Petani gambir yang "perkasa"
Seyogyanya setelah pendakian, pastilah ada turunan. Demikian juga setelah sampai diatas melepas lelah sejenak, dan menikmati kesejukan dan keasrian cagar alam Lembah Harau kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuruni lembah. Ternyata untuk trek turun ini juga masih menyisakan medan yang cukup menantang. Akhirnya perjalanan kurang lebih selama 3 jam ini terobati ketika kami sampai ke air terjun yang airnya sangat jernih dan kondisinya masih cukup alami, karena belum dibuka untuk umum. Kesejukan airnya cukup mengobati kepenatan selama trekking.
Bagaimana cara akses ke sini?
- Lembah Harau terletak 30 km dari Bukit Tinggi & 120 km dari Padang. Menuju Lembah Harau dapat
ditempuh selama kurang lebih 1 jam dari Bukit Tinggi & 3 jam dari Padang.
- Bukit Tinggi-Payakumbuh (bus-Rp. 12.000)
- Padang-Payakumbuh (bus-Rp.25-30.000)
- Payakumbuh-Lembah Harau (angkot-Rp. 7000)
- Alternatif lain Kamu bisa menggunakan jasa ojeg motor dari Payakumbuh dengan biaya Rp. 25.000.
- Guide lokal mulai Rp 80.000,-/rombongan (nego)
Batu besar yang ada di dalam hutan Harau
"Hati-hati kalo melangkah mas"
Medan menurun yang perlu "sedikit" usaha
Penat langsung hilang begitu ketemu air terjun
Kolase Foto
mantap Om.. jadi pengen kesini lagi :)
BalasHapusIya... saya juga kangen kesini lagi... :)
HapusFoto air terjunnya kok ga difoto Bang? pe-na-sa-ran...
BalasHapusNah itu mas... hard disk saya kemaren sempat mengalami "musibah" dan gak semua poto bisa direcovery... :(
HapusKereennn banget viewnya... Ahh jadi nggak sabar pingin mlipir ke Padang ^^
BalasHapusiya mas... Silakan mampir ke sumbar... banyak pemandangan ciamik yang bisa di eksplore... :d
Hapuspenduduk lokalnya sangat potoeble mas :D
BalasHapusphotogenic mungkin maksudnya ya? :)
Hapus