23 Des 2013

Menengok Istano Basa Pagaruyung, Pasca Terbakar Tahun 2007

Istano Basa Pagaruyung

    Akhirnya setelah tiga tahun lebih "main-main" di bumi Minang, baru kemaren berkesempatan untuk memasuki istana besar dan megah ini. Sebenarnya sudah beberapa kali berkunjung ke tempat ini, tetapi karena masih dalam tahap renovasi pasca kebakaran yang terjadi di tahun 2007 maka saya hanya bisa mengamati kemegahan istana ini dari luar. Selalu penasaran dengan apa yang ada di dalam istana besar ini, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan semua ruangan -ah, lupakan-

    Dan pada tanggal 31 Oktober 2013 lalu, Presiden SBY meresmikan Istana pagaruyung ini dan bersamaan dengan itu pula Istana Pagaruyung kembali dibuka untuk umum. Lokasi Istana Pagaruyung ini berada di Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dan untuk tiba di lokasi, kita bisa menggunakan berbagai macam jenis kendaraan, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Tiket masuk cukup terjangkau, dibedakan untuk wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Untuk wisatawan domestik Dewasa Rp7.000,- sedangkan anak-anak Rp5.000,- dan wisatawan mancanegara dewasa Rp12.000,- anak-anak Rp5.000,-
Setelah cuaca terik membahana langsung berubah mendung disko

     Halaman Istana ini cukup luas, didalamnya kita bisa menunggang kuda berkeliling dan ada badut yang siap menemani untuk berfoto. Bagi yang tidak membawa kamera tetapi ingin mengabadikan momen di Istana Pagaruyung, jangan khawatir karena banyak tukang jepret yang siap "membekukan" pose narsis pengunjung. Bila kita pengen yang lebih spesial, maka bisa masuk ke dalam Istana dan menyewa baju adat Minangkabau untuk berfoto didalam istana. O ya, sebelum masuk istana jangan lupa untuk melepas alas kaki untuk menjaga kebersihan.

Beberapa badut "penghuni" Pagaruyung

  Yang ingin menjadi Puti Minang, bisa menyewa baju adat Minangkabau

Tabuah Larangan, digunakan sebagai alat komunikasi

    Ada beberapa bangunan lain yang berada di sekitar istana, diantaranya adalah Tabuah Larangan yang berjumlah dua buah. Tabuah pertama bernama Gaga Di Bumi yang dibunyikan apabila terdapat peristiwa yang besar seperti bencana alam, kebakaran, tanah longsor dsb. Tabuah kedua bernama Mambang Diawan yang dibunyikan untuk memanggil Basa Nan Ampek Balai ( Dewan Empat Menteri) yaitu Tuan Titah di Sungai Tarab, Tuan Kadi di Padang Ganting, Tuan Indomo di Saruaso, Tuan Mankudun di Sumanik, Tuan gadang di Batipuh serta Tigo Selo (Raja Alam, Raja Adat, Raja Ibadat) untuk mengadakan rapat.

    Bagian Dalam Istano Basa Pagaruyung

 Singgasana (Pelaminan Bundo Kanduang)

    Singgasana ini terletak di lantai satu sejajar dengan pintu masuk. Disini terpajang photo Raja Pagaruyung terakhir yaitu Sultan Alam Bagagarsyah. Singasana ini dilingkari dengan tirai yang terjuntai disisi kanan, kiri dan depan. Disinilan Bundo Kanduang (ibu suri) duduk sambil melihat – lihat siapa yang datang atau yang belum datang apabila ada rapat dan mengatur segala sesuatu diatas rumah.

Bilik (Kamar)

    Bilik – bilik ini dihuni oleh putri – putri raja yang sudah menikah (berkeluarga). Bilik pertama atau yang paling kanan dihuni oleh putri raja yang sudah menikah dan seterusnya dihuni oleh adik – adik yang sudah menikah pula. Istana Basa Pagaruyung mempunyai 9 ruang; satu ruangan digunakan sebagai tempat jalan kedapur yang disebut dengan ” Selasar”. Bilik pertama kita mulai dari kanan waktu anda masuk ke rumah (Istano). Sebelah kanan tersebut juga merupakan ” Pangkal Rumah” dan bilik terakhir yang berada disebelah kiri disebut juga ”Ujung Rumah”

Motif Songket Khas Minangkabau 

    Istano Basa Pagaruyung yang megah dan sehari-hari menjadi museum ini ludes terbakar akibat sambaran petir di ujung atapnya pada 2007. Istana Kerajaan Pagaruyung yang berdiri pada abad ke-13 ini akhirnya direkonstruksi kembali selama 5 tahun dan menghabiskan biaya Rp 19,7 miliar. Pembangunan kembali Istano Basa Pagaruyung menghabiskan 800 kubik kayu surian dan meranti, 260 ton ijuk untuk atap dengan konstruksi atap baja ringan, serta sebagian dinding dengan beton yang dilapisi kayu ukiran. Bangunan berlantai tiga itu kini dibangun sama seperti bangunan yang dulu terbakar, hanya letaknya dimundurkan 40 meter ke belakang sehingga halamannya lebih luas. Akibat kebakaran tersebut sekitar 35% dokumen dan benda-benda bersejarah koleksi Istana Pagaruyung tidak bisa diselamatkan. Sedangkan 65% benda dan dokumen sejarah koleksi istana bisa diselamatkan, saat api belum menghanguskan seluruh bangunan. 









 Beberapa "sisa-sisa" koleksi Istana Pagaruyung
Lokasi: Batusangkar, Lima Kaum, Tanah Datar 27213, Indonesia

8 komentar:

  1. Wow, sungguh sangat megah. Berarti bangunan istana ini sudah tidak asli lagi ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bg... bangunan ini adalah replika, karena sudah mengalami beberapa kali kebakaran dan yang terakhir pada tahun 2007 kemaren. tapi konstruksi dan desainnya masih dipertahankan seperti bentuk aslinya...

      terimakasih sudah mampir :)

      Hapus
  2. termasuk kami ( Sekala Brak Lampung ) yg menurut tambo berasal dari pagaruyung turut bangga melihat bangunan ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, memang budaya bangsa kita sangat kaya dan sangat menarik untuk dipelajari...
      Terima kasih kunjungannya... :)

      Hapus
  3. nice post, untuk berwisata dengan rute bukittinggi - pagaruyung - sawah lunto silahkan booking paket perjalanannya di sini

    BalasHapus
  4. Senang, hasil karya ukiran Paman saya bisa dinikmati oleh masyarakat minang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, hasil ukiran di Istana Pagaruyung ini hasil karya paman ya? luar biasa sekali... :D

      Hapus

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com