17 Mar 2018

Terbentur, terbentur, terbentuk!

                  Perubahan atau transformasi itu adalah keniscayaan yang tidak bisa kita hindari. Ulat perlu berproses menjadi kupu-kupu, bayi menjadi dewasa nasi menjadi bubur. Dalam pekerjaan sayapun perubahan bisa dengan sangat cepat terjadi. Contohnya pagi ini, atau tepatnya tengah malam-menuju-weekend (waktu yang sangat digemari pimpinan kami untuk mengumumkan sesuatu) ada pengumuman mengenai penempatan pegawai baru yang merupakan suatu perubahan bagi adek-adek yang sebelumnya berstatus sebagai mahasiswa sekarang harus bersiap menjadi Abdi Negara. Terlebih lagi pola mutasi atau kepindahan pegawai di instansi kami skalanya adalah nasional, maka mereka akan menghadapi dunia baru, lingkungan baru, dan yang pasti kota yang baru.
asa pun
                Tapi sebenarnya bukan hal diatas yang pengen saya bahas dalam sesi curhat artikel ini. Dalam tulisan ini saya ingin sharing mengenai hobi baru saya. Hobi yang sebenarnya bukan hanya sekedar hobi, tetapi lebih ke gaya hidup atau life style. Bermula dari keprihatinan saya melihat tubuh saya yang tidak proporsional, lemak perut bergelambir sementara tubuh yang lain bisa dibilang kurus. Mungkin ini wajar dialami oleh bapak-bapak beranak dua dan tuntutan pekerjaan yang tidak mengharuskan banyak bergerak. Tapi saya belum siap untuk menghadapi itu. Maka kurang lebih 3 tahun yang lalu atau tepatnya bulan Oktober 2015, saya putuskan untuk hidup lebih sehat dan lebih sering berolahraga. Dan Alhamdulillah istri juga mengijinkan, dimana ijin ini tidak saya dapat pada saat dulu masih punya anak satu. Alhasil dulu nge-gym juga cuma bertahan 3 bulan karena ada komplain dari istri (mungkin memang benar pepatah banyak anak banyak rejeki).
               Setelah 3 tahun saya rutin berolahraga dan hidup lebih sehat, banyak manfaat yang saya rasakan. Yang pasti badan menjadi lebih fit dan bugar, tidak gampang sakit, dan badan juga terlihat lebih proporsional. Sebenarnya badan saya bertipe ectomorph atau susah gemuk, kalaupun gemuk seperti yang sudah saya uraikan diatas, penyebaran lemaknya tidak merata. Cukup lama berat badan saya mentok di angka 57 kg, sekarang Alhamdulillah saat nimbang terakhir sudah menjadi 64 kg. Latihan ke gym rutin minimal 3 kali seminggu. Tantangan paling berat yang saya rasakan adalah komitmen. Banyak teman-teman maupun orang yang saya tanya kenapa mereka berhenti nge-gym kebanyakan karena rasa malas atau temannya udah gak nge-gym lagi. Dari hal tersebut saya belajar bahwa motivasi itu jangan berasal dari luar, melainkan motivasi harus berasal dari diri sendiri. Untuk apa kita olah raga, apabila badan sehat siapa yang akan menikmati, seperti itulah saya memotivasi diri pada saat rasa malas mulai datang. Yang pasti saya ingin menikmati waktu lebih lama dengan orang-orang yang saya sayangi dengan mencoba hidup lebih sehat, men sana in corporesano!

 2015-2018


















4 komentar:

  1. mantep mas, aku mentok 60 dgn tb 165, tp belum dikasih ijin ibu negara buat fitness

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwk... dulu juga mentok di 57, tapi sekarang alhamdulillah udah bisa move on... :)

      Hapus
  2. yg di dada itu tanda pas lahir mas?

    BalasHapus

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com