Istano Basa Pagaruyung
Akhirnya setelah tiga tahun lebih "main-main" di bumi Minang, baru kemaren berkesempatan untuk memasuki istana besar dan megah ini. Sebenarnya sudah beberapa kali berkunjung ke tempat ini, tetapi karena masih dalam tahap renovasi pasca kebakaran yang terjadi di tahun 2007 maka saya hanya bisa mengamati kemegahan istana ini dari luar. Selalu penasaran dengan apa yang ada di dalam istana besar ini, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan semua ruangan -ah, lupakan-
Dan pada tanggal 31 Oktober 2013 lalu, Presiden SBY meresmikan Istana pagaruyung ini dan bersamaan dengan itu pula Istana Pagaruyung kembali dibuka untuk umum. Lokasi Istana Pagaruyung ini berada di Nagari Pagaruyung, Kecamatan
Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dan untuk tiba di
lokasi, kita bisa menggunakan berbagai macam jenis kendaraan, baik
kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Tiket masuk cukup terjangkau, dibedakan untuk wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Untuk wisatawan domestik Dewasa Rp7.000,- sedangkan anak-anak Rp5.000,- dan wisatawan mancanegara dewasa Rp12.000,- anak-anak Rp5.000,-
Setelah cuaca terik membahana langsung berubah mendung disko
Halaman Istana ini cukup luas,
didalamnya kita bisa menunggang kuda berkeliling dan ada badut yang siap
menemani untuk berfoto. Bagi yang tidak membawa kamera tetapi ingin
mengabadikan momen di Istana Pagaruyung, jangan khawatir karena banyak
tukang jepret yang siap "membekukan" pose narsis pengunjung. Bila kita
pengen yang lebih spesial, maka bisa masuk ke dalam Istana dan menyewa
baju adat Minangkabau untuk berfoto didalam istana. O ya, sebelum masuk
istana jangan lupa untuk melepas alas kaki untuk menjaga kebersihan.
Beberapa badut "penghuni" Pagaruyung
Yang ingin menjadi Puti Minang, bisa menyewa baju adat Minangkabau
Tabuah Larangan, digunakan sebagai alat komunikasi
Ada beberapa bangunan lain yang berada di sekitar istana, diantaranya adalah Tabuah Larangan yang berjumlah dua buah. Tabuah pertama bernama Gaga Di Bumi yang dibunyikan apabila terdapat
peristiwa yang besar seperti bencana alam, kebakaran, tanah longsor dsb. Tabuah
kedua bernama Mambang Diawan yang dibunyikan untuk memanggil Basa Nan Ampek
Balai ( Dewan Empat Menteri) yaitu Tuan Titah di Sungai Tarab, Tuan Kadi di
Padang Ganting, Tuan Indomo di Saruaso, Tuan Mankudun di Sumanik, Tuan gadang
di Batipuh serta Tigo Selo (Raja Alam, Raja Adat, Raja Ibadat) untuk mengadakan
rapat.
Bagian Dalam Istano Basa Pagaruyung
Singgasana (Pelaminan Bundo Kanduang)
Singgasana ini terletak di lantai satu sejajar
dengan pintu masuk. Disini terpajang photo Raja Pagaruyung terakhir yaitu
Sultan Alam Bagagarsyah. Singasana ini dilingkari dengan tirai yang terjuntai
disisi kanan, kiri dan depan. Disinilan Bundo Kanduang (ibu suri) duduk sambil melihat –
lihat siapa yang datang atau yang belum datang apabila ada rapat dan mengatur segala sesuatu diatas rumah.
Bilik (Kamar)
Bilik – bilik ini dihuni oleh
putri – putri raja yang sudah menikah (berkeluarga). Bilik pertama atau yang
paling kanan dihuni oleh putri raja yang sudah menikah dan seterusnya dihuni
oleh adik – adik yang sudah menikah pula. Istana Basa Pagaruyung mempunyai
9 ruang; satu ruangan digunakan sebagai tempat jalan kedapur yang disebut
dengan ” Selasar”. Bilik pertama kita mulai dari kanan waktu anda masuk ke
rumah (Istano). Sebelah kanan tersebut juga merupakan ” Pangkal Rumah” dan
bilik terakhir yang berada disebelah kiri disebut juga ”Ujung Rumah”
Motif Songket Khas Minangkabau
Istano Basa Pagaruyung yang megah dan sehari-hari menjadi museum ini ludes terbakar akibat sambaran petir di ujung atapnya pada 2007. Istana Kerajaan Pagaruyung yang berdiri pada abad ke-13 ini akhirnya
direkonstruksi kembali selama 5 tahun dan menghabiskan biaya Rp 19,7
miliar. Pembangunan kembali Istano Basa Pagaruyung menghabiskan 800 kubik kayu
surian dan meranti, 260 ton ijuk untuk atap dengan konstruksi atap baja
ringan, serta sebagian dinding dengan beton yang dilapisi kayu ukiran.
Bangunan berlantai tiga itu kini dibangun sama seperti bangunan yang
dulu terbakar, hanya letaknya dimundurkan 40 meter ke belakang sehingga
halamannya lebih luas. Akibat kebakaran tersebut sekitar 35% dokumen dan benda-benda bersejarah koleksi Istana Pagaruyung tidak bisa diselamatkan. Sedangkan 65% benda dan dokumen sejarah koleksi istana bisa diselamatkan, saat api belum menghanguskan seluruh bangunan.
Beberapa "sisa-sisa" koleksi Istana Pagaruyung