Kali ini menghadiri undangan dari
KPP Pratama Kebumen yang mengadakan pertandingan voli persahabatan antar Kantor
Pelayanan Pajak di lingkungan kanwil Jawa Tengah II. KPP Pratama Boyolali yang
pada saat itu sedang hype olah raga volinya tentu dengan suka cita
menanggapinya. Yang lebih menggembirakan ternyata Bapak Kepala Kantor
mengusulkan bagaimana kalau ke Kebumennya naik motor saja? Tentu saja tidak
hanya kaum pecinta voli yang bersorak, para penggiat piknik touring yang
tergabung dalam 527 GPS pun ikut bersukacita.
Kami berangkat dari kantor
melalui jalur tengah, yaitu melewati jalur bukit menoreh melalui Magelang dan
Purworejo. Perjalanan yang dilalui selama 3 jam lebih tersebut terasa
melelahkan namun juga sekaligus menyenangkan. Rombongan dibagi ke dalam 2
group, group yang pertama adalah para rider yang mengendarai motor kencang
sehingga bisa lebih menikmati adrenalin dan tidak harus menunggu group 2.
Sedangkan group 2 di dominasi oleh para lady bikers, yup 527 GPS dikenal
diantara kelompok touring yang lain karena keberadaan Lady Bikers nya
yang cukup banyak. Walaupun terbagi dalam 2 group namun tetap kita tentukan
beberapa titik kumpul, selain untuk beristirahat juga untuk mengecek
kelengkapan dan kondisi peserta.
Sesampainya di Kebumen kami menuju
ke hotel Trio Azana Style, untuk membersihkan diri dan beristirahat karena pertandingan
voli akan dilaksanakan di hari berikutnya. Setelah acara voli selesai, kami di
jamu oleh tuan rumah yaitu KPP Pratama Kebumen dengan sajian khas Kebumen,
yaitu nasi penggel. Penampakan nasi ini unik, karena ternyata penamaan nasi ini
berawal dari kebiasaan mengambil nasi yang dibentuk bulat-bulat seukuran bola
pingpong. Nasi penggel disajikan bersama sayur dan lauk. Sayur ini merupakan
sayur lodeh santan berbumbu gurih sederhana dicampur dengan serat nangka muda
yang oleh orang Jawa disebut dengan gori. Adapun lauk makanan ini adalah jeroan
sapi, seperti; babat, iso, kikil, tetelan, jantung, ginjal, dan paru, Kemudian
bisa ditambah dengan aneka gorengan, seperti tempe mendoan dan semacamnya. Selesai
makan dan ramah tamah, kami berpamitan untuk melanjutkan perjalanan pulang.
Untuk perjalanan pulang ini kami mengambil jalur yang berbeda, yaitu jalur selatan
melalui Jalan Daendels. Berbeda dengan rute berangkat yang didominasi
perbukitan dan berkelok-kelok, jalur selatan ini jalurnya cenderung lurus dan
rata. Namun tetap harus waspada dengan kondisi jalan yang beberapa masih
berlubang.
Kebumen sendiri bukan kota yang asing bagi saya, termasuk kota yang special karena istri saya pernah melewatkan masa kecil di kota ini. Tahun 2009 pertama kali saya singgah di kota ini, dalam rangka mengantarkan istri (masih calon waktu itu) tes CPNS. Qadarullah rejekinya masih belum di Kebumen. Banyak hal unik pas pertama ke Kebumen waktu itu, yang pasti dari segi Bahasa yang agak berbeda dengan Bahasa jawa Solo-Jogja sehingga saya sering mengulang2 pas jajan cilok di alun2 karena takut salah mengartikan. Makanan khas yang saya ingat yaitu sate ambal, kalau sate pada umumnya identik dengan bumbu kacang, Kebumen punya Sate Ambal yang bumbunya benar-benar unik. Bagaimana tidak, alih-alih menggunakan kacang, saus pada Sate Ambal justru menggunakan bahan utama berupa tempe rebus. Karena menggunakan tempe, cita rasa dari makanan ini menjadi sangat unik. Masih banyak yang belum dicoba sih, karena bagi saya salah satu pengingat suatu daerah adalah makanan khasnya :)