Perubahan atau transformasi itu
adalah keniscayaan yang tidak bisa kita hindari. Ulat perlu berproses menjadi
kupu-kupu, bayi menjadi dewasa nasi menjadi bubur. Dalam pekerjaan
sayapun perubahan bisa dengan sangat cepat terjadi. Contohnya pagi ini, atau
tepatnya tengah malam-menuju-weekend (waktu
yang sangat digemari pimpinan kami untuk mengumumkan sesuatu) ada pengumuman
mengenai penempatan pegawai baru yang merupakan suatu perubahan bagi adek-adek
yang sebelumnya berstatus sebagai mahasiswa sekarang harus bersiap menjadi Abdi
Negara. Terlebih lagi pola mutasi atau kepindahan pegawai di instansi kami
skalanya adalah nasional, maka mereka akan menghadapi dunia baru, lingkungan
baru, dan yang pasti kota yang baru.
asa pun
Tapi
sebenarnya bukan hal diatas yang pengen saya bahas dalam sesi curhat
artikel ini. Dalam tulisan ini saya ingin sharing
mengenai hobi baru saya. Hobi yang sebenarnya bukan hanya sekedar hobi, tetapi
lebih ke gaya hidup atau life style.
Bermula dari keprihatinan saya melihat tubuh saya yang tidak proporsional, lemak
perut bergelambir sementara tubuh yang lain bisa dibilang kurus. Mungkin ini
wajar dialami oleh bapak-bapak beranak dua dan tuntutan pekerjaan yang tidak
mengharuskan banyak bergerak. Tapi saya belum siap untuk menghadapi itu. Maka
kurang lebih 3 tahun yang lalu atau tepatnya bulan Oktober 2015, saya putuskan
untuk hidup lebih sehat dan lebih sering berolahraga. Dan Alhamdulillah istri
juga mengijinkan, dimana ijin ini tidak saya dapat pada saat dulu masih punya
anak satu. Alhasil dulu nge-gym juga cuma bertahan 3 bulan karena ada komplain dari
istri (mungkin memang benar pepatah banyak anak banyak rejeki).
Setelah
3 tahun saya rutin berolahraga dan hidup lebih sehat, banyak manfaat yang saya
rasakan. Yang pasti badan menjadi lebih fit dan bugar, tidak gampang sakit, dan
badan juga terlihat lebih proporsional. Sebenarnya badan saya bertipe ectomorph atau susah gemuk, kalaupun
gemuk seperti yang sudah saya uraikan diatas, penyebaran lemaknya tidak merata.
Cukup lama berat badan saya mentok di angka 57 kg, sekarang Alhamdulillah saat
nimbang terakhir sudah menjadi 64 kg. Latihan ke gym rutin minimal 3 kali
seminggu. Tantangan paling berat yang saya rasakan adalah komitmen. Banyak
teman-teman maupun orang yang saya tanya kenapa mereka berhenti nge-gym
kebanyakan karena rasa malas atau temannya udah gak nge-gym lagi. Dari hal
tersebut saya belajar bahwa motivasi itu jangan berasal dari luar, melainkan
motivasi harus berasal dari diri sendiri. Untuk apa kita olah raga, apabila
badan sehat siapa yang akan menikmati, seperti itulah saya memotivasi diri pada
saat rasa malas mulai datang. Yang pasti saya ingin menikmati waktu lebih lama
dengan orang-orang yang saya sayangi dengan mencoba hidup lebih sehat, men sana in corporesano!
2015-2018
mantep mas, aku mentok 60 dgn tb 165, tp belum dikasih ijin ibu negara buat fitness
BalasHapuswkwkwk... dulu juga mentok di 57, tapi sekarang alhamdulillah udah bisa move on... :)
Hapusyg di dada itu tanda pas lahir mas?
BalasHapusitu keloid bekas luka mas... :)
BalasHapus