Selama ini,
memacu sapi identik dengan budaya Madura, Jawa Timur. Ternyata, tradisi serupa
juga sudah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Sumatra
Barat. Tradisi pacu sapi di Sumbar sudah ada sejak 1930-an. Acara yang dikenal dengan sebutan pacu jawi ini biasanya diadakan di
areal persawahan dan setelah musim panen, dimaksudkan agar suasana panen lebih semarak dan
menyenangkan. Jawi atau sapi yang dilombakan bukanlah sapi khusus pacuan. Tapi, sapi biasa
yang dipelihara sebagai ternak.
Sebenarnya pada saat
pertama kali melihat acara ini beberapa tahun yang lalu, saya kurang tertarik. Berdasarkan
pengalaman saya saat itu, waktu yang diperlukan untuk persiapan cukup lama
karena selain kita harus bersabar
menunggu jalannya sapi-sapi yang bak peragawati meleok-leok di atas pematang
sawah, acaranya juga kurang dikemas dengan baik sehingga cukup lama saya
disuguhi pemandangan sawah kosong berlumpur.
Pacu jawi yang disponsori salah satu caleg *bukan jurkam*
Pesertanya...
Tetapi setelah melihat
beberapa foto pacu jawi yang sering memenangi lomba fotografi, akhirnya membuat rasa penasaran saya muncul kembali untuk dapat mengabadikan
acara ini. Akhirnya kesempatan
itu datang juga, suatu sore saat masih
dikantor tiba-tiba istri telepon kalau di dekat rumah
(kontrakan) ada perlombaan pacu jawi. Dengan tidak sabar, ketika jam
menunjukkan pukul 17.00WIB berarti saatnya pulang kantor, tanpa menunggu lebih
lama lagi saya langsung tancap gas ke rumah untuk menjemput kamera, anak, dan
istri. Sampai di lokasi, penonton sudah berjubel di area persawahan dan suara talempong terdengar mulai bersahut-sahutan, ditambah dengan Saluang yang membuat suasana terasa
begitu Minangkabau sekali.
Pacu Jawi ini identik dengan Kabupaten Tanah Datar, karena disana event
pacu jawi ini sudah dikemas cukup apik dan rutin diselenggarakan. Ada beberapa
perbedaan antara Pacu Jawi di Sumbar dan Karapan Sapi di Madura. Perbedaan yang cukup mencolok adalah lahan yang digunakan, kalau Karapan Sapi menggunakan tanah lapang kering sebagai arena, sedangkan Pacu Jawi menggunakan
area sawah yang basah. Sehingga kalau
difoto tampak lebih dramatis dan banyak mendapatkan momen yang bagus. Untuk pacu jawi di wilayah payakumbuh/lima puluh
kota ini, sang joki tidak menunggangi hewan berkaki
empat itu dengan sebuah alat seperti karapan sapi di Madura, melainkan turut
berlari seraya mengendalikan. Namun, tak jarang para joki tak kuat menandingi
kecepatan sapi berlari. Hasilnya, kecelakaan seperti jatuh hingga terinjak sapi
menjadi pemandangan yang lumrah dalam lomba ini.
Jika sudah puas menikmati Pacu Jawi, di sekitar arena menjadi pasar rakyat. Di sini banyak dijual kuliner khas Minang yang wajib dicicipi.
Atmosfer penonton di garis Start
Di sini kita bisa melihat sapi berlari kencang, joki mengendalikan
sapinya dengan tangguh, cipratan lumpur berterbangan, sorak-sorai
penonton, serta sesekali alunan musik minang mengalun untuk memeriahkan suasana,
Menjelang Garis Finish
Para Joki yang Terjatuh
Puas rasanya setelah melalui perjuangan untuk mendapatkan moment luar biasa ini melalui kamera merekam dari
berbagai posisi, gerakan, ekspresi, dan guratan dari sang joki dan
sapinya saat meluncur cepat di lapangan berlumpur. Semua ini adalah
atraksi tersembunyi diantara pemandangan tropis yang rimbun dibawah
langit biru Sumatera Barat. Luar Biasa...!!
Sapi yg ditarik joki satu aja ya? Lombanya juga rame-rame ya, tak seperti di Madura yg satu lawan satu.
BalasHapussebenarnya pacu jawi yang lebih terkenal itu di daerah Batusangkar, mirip sama karapan sapi cuma beda di arenanya yang sawah berlumpur... kalo yang ini pacu jawi di payakumbuh mas, sapinya cuma 1 dan jokinya juga ikut berlari di belakangnya... :)
BalasHapussalam mas.
BalasHapusemang benar mas. pacu jawi terkenal di batu sangkar minangkabau.
namun kami disini untuk menujukkan suasana baru dalam berwisata.kami akan memperkenalkan pacu jawi yang ada di sumatra barat ini.
kunjungi kami.
Dari Jawi ka Randang. Terima kasih
Siip mas... mari majukan potensi wisata lokal... (h)
Hapusa good pictures..
BalasHapuslike this :D
Tarimo kasiah... (o)
Hapus