Tampilkan postingan dengan label ruang publik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ruang publik. Tampilkan semua postingan

8 Jan 2020

Mlipir Sejenak ke Dusun Semilir

Ketika melintas di Jalan utama Solo-Semarang mata kita pasti akan menemukan sebuah komplek bangunan unik yang lokasinya tidak jauh dari Terminal Bawen dan exit toll Bawen, Kabupaten Semarang. Bangunan yang sekilas mirip dengan stupa atau anak saya bilang sih mirip galon air mineral :) Nama tempat ini adalah Dusun Semilir yang sangat instagenic dan memanjakan bagi para penyuka fotografi maupun selfie. Jadi apa sih Dusun Semilir itu? Apakah desa? Apakah destinasi wisata baru? Apakah tempat makan? Apakah tempat foto? Atau apakah Dusun Semilir ini rangkuman dari desa, nama lain dusun, yang jadi destinasi wisata baru, yang ada tempat makannya, dan banyak tempat untuk foto?




Jadi nama dusun disini emang hanya sekedar nama. Tetapi dari segi luas mungkin bisa menyamai dengan luas satu dusun atau desa sih. Mengusung konsep “eco park” yaitu menggabungkan antara keindahan alam dan budaya daerah setempat membuat tempat wisata ini menyajikan sesuatu yang baru di Semarang. Keunikan arsitektur bangunan yang berbentuk seperti stupa candi dari kaca dan rangka besi di bangunan utama serta penggunaan bambu di area jembatan senggol memberikan perpaduan yang cantik arsitektur modern dan tradisional.



Memasuki stupa pertama, pengunjung akan menemui area berbelanja. Di sini bisa menemukan aneka souvenir dan batik khas indonesia. Tidak hanya itu, terdapat juga berbagai mainan tradisional. Dari pintu masuk kita udah disambut pohon raksasa, yang sekaligus jadi ventilasi. Keluar dari stupa pertama, pengunjung akan memasuki area Jembatan Senggol. Jangan lupa untuk membeli tiket dan melakukan top up kartu untuk pembayaran. Karena di area ini pembayaran dilakukan secara cashless. HTM pada saat weekend kemaren Rp 20.000,- dan top up kartu dengan saldo minimum Rp 50.000,- enaknya saldo ini apabila masih bersisa bisa dicairkan melalui loket refund dengan biaya Rp 10.000,- dan apabila nanti di dalam lokasi saldo kita habis tetapi masih pengin jajan dan belanja bisa melakukan top up di loket yang banyak disediakan. 




Selain foto-foto dan belanja makanan tradisional Semarang, di Dusun Semilir juga terdapat beberapa binatang seperti lisang, burung merak, burung merpati, angsa dan kolam ikan koi. Seiring waktu, spot-spot foto di Dusun Semilir ini akan terus bertambah. Saat ini ada beberapa spot foto yang masih dibangun. Nantinya akan dibangun berbagai fasilitas seperti wisata oleh-oleh, wisata foto, permainan, sungai buatan, miniatur kampung eropa, mini zoo, danau buatan, glamping, resort, outbound, dan permainan.





23 Agu 2019

Taman Satwa Taru Jurug dan Kenangan Masa Kecil

Berbicara mengenai Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) adalah lebih banyak berbicara mengenai memori dan flashback. Menelusuri setiap jengkal TSTJ seakan membawa saya ke beberapa tahun silam dimana masa-masa kecil saya cukup sering diajak almarhum ayah berwisata kesini. Walaupun ada perombakan dan perbaikan yang dilakukan pihak manajemen, namun nuansa kebahagiaan dan nostalgia masih bisa saya rasakan.
 Beberapa hari yang lalu saya kesini bersama dengan keluarga kecil saya yang memang sangat antusias dengan dunia flora dan fauna, terutama anak-anak saya. Hampir di setiap kota atau daerah yang kami kunjungi, destinasi utamanya adalah kebun binatang. Meskipun tidak selengkap taman wisata di kota modern lainnya, namun TSTJ cukup memiliki tempat di hati masyarakat Solo dan menjadi destinasi tujuan untuk liburan keluarga. Untuk masuk ke TSTJ kita perlu membeli tiket senilai Rp 20.000,- per orang dan anak dengan tinggi diatas 80cm harus membeli tiket penuh. Di peron, selain tiket kita juga diberikan beberapa voucher potongan harga yang bisa ditukarkan dengan aneka makanan atau minuman di area TSTJ.

Sebelum menjadi sebuah taman satwa, kawasan ini dulunya adalah sebuah taman biasa dengan berbagai macam permainan. Taman ini didirikan pada tahun 1972, sebagai salah satu sarana hiburan dan rekreasi warga solo dan sekitarnya. Terutama warga karanganyar, lantaran kawasan ini berbatasan langsung dengan kabupaten Karanganyar.
Setelah taman sriwedari di rombak, semua hewan yang ada disana pada akhirnya, dipindahkan ke taman jurug. Kepindahan hewan-hewan ini pun juga diikuti dengan dibentuknya sebuah yayasan bernama bina satwa taruna. Yayasan ini mempunyai fungsi menjaga ekositem hewan-hewan agar tidak punah dan tidak banyak yang mati seperti berada di taman sriwedari.
Taman Satwa Taru Jurug ini bisa dijumpai di tepian Sungai bengawan Solo atau sekitar 10 KM dari kota.Tepatnya berada di Jalan Ir. Sutami No. 40, Kentingan, Jebres Surakarta atau bersebalahan dengan Kampus Universtas Sebelas Maret (UNS).






7 Jul 2018

Berwisata ke Bekas Pabrik Gula Kekinian

Sebuah pabrik tua yang sudah berhenti beroperasi dan terbengkalai kurang lebih 20 tahun yang lalu telah dirombak menjadi sebuah tempat wisata bertema heritage di wilayah Karanganyar. Di Jalan Adi Sucipto, sekitar 10 menit dari Bandara Adi Soemarmo, Anda akan menemukan Pabrik Gula Colomadu yang telah direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Namanya kini berubah menjadi “De Tjolomadoe” didirikan tahun 1861 di Karanganyar oleh Mangkunegaran IV. Tahun 1928, pabrik ini mengalami perluasan area lahan tebu dan perombakan arsitektur.  Di tahun itu pula PG Colomadu mengalami kejayaan. Bangunan heritage yang dulunya tempat penggilingan tebu itu kini bersiap menjadi tempat internasional.


     Sedikitnya ada tujuh bagian di gedung utama yang dirombak dan dialihfungsikan. Misalnya Stasiun Gilingan difungsikan untuk museum. Stasiun Ketelan difungsikan untuk restoran dan tempat pameran. Kemudian Stasiun Penguapan menjadi lorong panjang yang kanan kirinya berjajar kios butik dan makanan. Stasiun Karbonasi digunakan untuk pusat oleh-oleh kerajinan. Bagian Besalen atau bengkel kini diubah menjadi kafe. Sekilas melihat, sangat berbeda sekali kondisi pabrik ini sebelum dan sesudah direnovasi.

    Hal yang cukup penting bagi saya adalah biaya masuk ke tempat ini masih di gratiskan hingga waktu yang belum ditentukan :) PT Sinergi Colomadu selaku pengelola mengatakan sengaja masih menggratiskan biaya masuk ke objek wisata yang dulunya merupakan bekas Pabrik Gula (PG) Colomadu tersebut. Pengunjung dapat berfoto-foto hingga pukul 22.00 WIB karena banyak titik yang “Instagramable”. Pihak pengelola juga berupaya menarik minat anak-anak untuk berkunjung karena di dalamnya terdapat museum yang menceritakan sejarah PG Colomadu.
  


     Di sisi lain, revitalisasi PG Colomadu juga mendapatkan kritik pedas dari beberapa pihak termasuk budayawan dan seniman. Menurut mereka yang disayangkan adalah hilangnya nilai heritage yang terbangun sejak sekitar 150 tahun lalu. Nilai tersebut bukan melulu tentang pabriknya, namun juga dampak-dampak yang timbul atas berdirinya PG Colomadu. Mesin-mesin PG Colomadu telah melalui proses panjang selama 150 tahun, sehingga menciptakan fisik natural dan spesial. Dengan revitalisasi, mendadak nilai itu hilang. Selain itu, apabila hendak berwisata kesini saran saya adalah membawa bekal makanan sendiri. Karena harga makanan yang tersedia di kafetaria tergolong cukup mahal, agar sejalan dengan prinsip “wisata hemat” saya apalagi tiket masuknya masih gratis :) So, sudahkah memasukkan wisata heritage ke agenda akhir pekan?

  





6 Jul 2018

Boyolali Juga Punya Taman Kota

              Momen Lebaran menjadi saat yang paling tepat untuk melepas semua kerinduan. Kerinduan kepada keluarga, kampung halaman, tetangga, mantan. Walaupun di era modernisasi ini semakin mudah cara untuk berkomunikasi, tetapi tetap beda rasanya apabila kita bisa berpelukan, bercengkerama, atau sekedar menatap orang yang kita kasihi secara langsung daripada hanya sekedar menatap layar telepon genggam. Dan juga karena saya merasa tidak dilahirkan dari batu, maka sudah menjadi kewajiban untuk pulang menengok orang tua pada momen lebaran tahun ini.

                Sudah terbayang dibenak saya untuk menikmati kesejukan semilir angin hembusan dari dua raksasa Jawa yang berdampingan, si Merapi dan si Merbabu. Apalagi libur lebaran tahun ini lumayan panjang dan juga ditunjang dengan fasilitas jalan yang semakin bagus serta mulai banyak jalan tol baru yang dioperasikan tentu akan semakin mendukung kenyamanan para perantau untuk kembali ke kampung halaman. Di musim mudik kali ini senang rasanya banyak mendengar opini positif mengenai fasilitas yang telah dibangun pemerintah tersebut dan mereka sadar bahwa jalan tol yang telah dibangun pemerintah berasal dari uang pajak yang kita bayarkan. Janji pemerintah untuk membangun jalan tol trans jawa dan sumatera mulai menunjukkan hasilnya.

               Dalam 3 tahun terakhir ini upaya membangun ruang terbuka publik serta taman terus digencarkan di Boyolali. Taman-taman yang dibangun di wilayah Kota Boyolali maupun kecamatan lain dibangun secara tematik, membuat saya pangling dengan kota ini. Salah satu taman yang dibangun cukup dekat dengan pusat kota dan yang penting gratis :) adalah Taman Pandan Alas. Taman yang dibangun pada tahun 2016 ini kini telah ramai oleh pengunjung. Baik dari warga asli Boyolali maupun warga luar Boyolali. Karena tempatnya yang strategis, yaitu berada di sebelah selatan Lampu merah perempatan “SEIKO” yang dahulunya adalah gedung perpustakaan umum daerah, membuat taman ini begitu mencolok bagi pengendara yang melintasi maupun berhenti di jalan ini. Tak sedikit pula pengendara mampir ke tempat ini untuk sekedar melepas penat.





                Berkunjung disini tidak dikenakan tarif masuk hanya membayar parkir saja, meskipun begitu tetap wajib jaga kebersihan dan segala fasilitasnya ya. Taman ini menurut saya sangat ramah anak dan sangat cocok digunakan untuk menikmati udara sejuk kota susu di pagi hari atau sore hari. Fasilitas yang terdapat disana antara lain plaza, playground anak, outbond, kedai, dan mushola jamur.

         Selain itu Taman Pandan Alas juga menyediakan fasilitas pendukung seperti tempat sampah,tempat cuci tangan,tempat wudhu,kamar mandi dan tembok bebas yang biasanya digunakan anak anak untuk mencoret coret atau menggambar sesuai keinginannya.





 Ciloknya enak

                Senang rasanya melihat kota kelahiran saya ini mulai mengeliat setelah sebelumnya pembangunan di kota ini saya nilai cukup stagnan. Semoga ini menjadikan Boyolali bukan hanya menjadi penonton bagi kemajuan daerah-daerah di sekitarnya tetapi bisa menjadi trendsetter dan kota yang nyaman bagi masyarakatnya. Boyolali The Smile of Java :)
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com