Tampilkan postingan dengan label transportasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label transportasi. Tampilkan semua postingan

23 Agu 2014

Ada Apa di Tembilahan?

    Pagi itu, adalah hari Sabtu yang cukup cerah. Seperti biasanya, saya dan dua orang teman sedang menikmati sarapan di suatu warung mie. Tiba-tiba, tanpa ada angin maupun hujan salah seorang teman mempunyai ide untuk pergi ke Tembilahan. Hmm..., Tembilahan? saya yang kebetulan baru pertama kali mendengarnya kemudian berpikir ada apa di Tembilahan? Untuk informasi pertama, kami menuju ke pelabuhan LASDAP di Kuala Tungkal untuk mengecek jadwal keberangkatan kapal yang menuju ke Tembilahan (setelah membayar sarapan kami tentunya). Begitu sampai di pelabuhan, kami bertanya kepada operator kapal, kapan kapal yang menuju ke Tembilahan akan berangkat. Ternyata dalam sehari ada 2 kali kapal yang menuju ke Tembilahan, yaitu pada jam 09.00 WIB dan jam 13.00WIB. Menengok jam di tangan yang menunjuk ke angka 7 lebih 30 menit lebih, kami bergegas untuk kembali ke kosan untuk mengambil barang seperlunya (dan gak perlu mandi.. hehe) karena memang perjalanan ini tidak direncanakan sebelumnya. Dengan bantuan abang tukang ojek yang dengan sigap (baca: ngebut) mengantarkan kami dari kosan ke pelabuhan, akhirnya kami bisa sampai dipelabuhan dengan tepat waktu.

Jadwal pelayaran ke Tembilahan

Suasana di pelabuhan LASDAP

    Perjalanan dari Kuala Tungkal ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam dengan menggunakan kapal speedboat yang memiliki kapasitas hingga 20-an penumpang. Ongkos yang dikeluarkan untuk menaiki kapal ini sampai ke tembilahan adalah Rp 60.000,- Sepanjang jalan kita bisa menikmati deretan pohon bakau maupun rumah-rumah panggung yang menjulang tinggi di tepi sungai. Kapal ini juga berhenti di beberapa pelabuhan kecil untuk menaik-turnkan penumpang, mungkin bisa diibaratkan seperti "halte" pada jenis angkutan darat. Untuk menaiki kapal ini butuh sedikit usaha ekstra karena kita harus menyusuri bagian kapal dengan hati-hati karena cukup sempit dan licin apalagi kalau bepergian dengan anak kecil atau manula..

Hati-hati pada saat naik atau turun


Konstruksi rumah panggung di pinggir sungai

SPBU di pinggir sungai

    Tembilahan adalah ibu kota dari kabupaten Indragiri Hilir, sebuah kabupaten di selatan Provinsi Riau. Kabupaten ini lokasinya ada di pesisir timur Pulau Sumatera sekaligus menjadi pintu gerbang selatan dari Provinsi Riau. Wilayah Indragiri Hilir merupakan dataran rendah berupa rawa (gambut) yang memanjang dari barat laut ke tenggara dan selatan. Daerah ini juga memiliki perairan, sungai, dan rawa yang dipisahkan oleh ribuan parit sehingga dijuluki “Negeri Seribu Parit". Ada pula yang menggelarinya ”Negeri Seribu Jembatan", terasa tidak berlebihan memang karena akan ditemui jembatan besar dan kecil setiap kurang dari 100 meter perjalanan. 


Dapat ucapan selamat... :)

    Sampai di pelabuhan Tembilahan sudah hampir tengah hari, dan perut mulai berontak minta diisi. Kami akhirnya mengisi perut dan istirahat sejenak di sebuah warung seafood. Karena terletak di pesisir maka seafood disini terasa sangat nikmat dan segar. Kamipun bertanya kepada pemilik  warung, apa yang spesial di Tembilahan ini? Sang pemilik pun merekomendasikan untuk mengunjungi Pasar Jongkok (PJ).

    Pasar Jongkok ini adalah pasar yang menjual berbagai barang bekas dari luar negeri mulai dari barang pecah belah dari China, aksesoris rumah tangga, pakaian, berbagai macam permainan anak-anak, barang-barang elektronik, dan lainnya. Pasar ini buka dari jam 4 sore hingga sekitar jam 11 malam. Kenapa dinamakanPasar Jongkok? Karena dagangannya diletakkan di plastik-plastik lebar yang dibentangkan di emperan toko, atau di pinggir-pinggir jalan di antara deretan-deretan toko. Jadi, kalau ada yang mau melihat barang yang didagangkan, ya harus dengan berjongkok. 

 foto: google

    Macam-macam merek sepatu, seperti Caterpillar, Adidas, Puma, Diadora dan merek lainnya mudah ditemui. Begitu juga untuk tas, mulai tas kerja, tas ransel maupun tas buat wanita, semua merek luar dan ternama lengkap tersedia. Anda tinggal pilih dan lakukan penawaran, dijamin harganya murah-murah. Perlu diperhatikan pada saat memilih barang harus teliti. Contoh untuk sepatu, tak jarang ada yang dilem pakai Alteco bukan dijahit, sekilas kalau malam hari tidak terlihat. Atau siapa tahu kita malah beli barang lokal, produk bangsa kita sendiri. Banyak barang yang sebenarnya memang baru tapi supaya nampak bekas, biasanya mereka gosok bagian tapal sepatu. Barang bagus tersebut adalah barang produk lokal, dibuat jadi seperti bekas, biar dianggap barang dari luar. Hmm.. cukup mengherankan...

    Di kota Tembilahan banyak kami temukan bangunan besar bertingkat berupa ruko berjejer di jalan-jalan utamanya. Nyatanya bangunan tersebut berfungsi untuk sarang burung walet. Suasananya hampir sama dengan di Kuala Tungkal dimana suara burung walet mendominasi. Kabupaten Indragiri Hilir yang beriklim tropis basah cenderung memiliki curah hujan tinggi terutama bulan Oktober hingga Maret. Selain itu, saat musim angin utara, gelombang dan pasang relatif tinggi hingga mampu membawa air asin ke arah hulu sungai. Harap lebih waspada pada saat mengunjungi Tembilahan pada waktu-waktu tersebut.

Salah satu landscape Kota Tembilahan

Masjid Raya Al-Huda

 Salah satu bangunan di alun-alun Kota Tembilahan

 Aktivitas Warga di Alun-alun

Beberapa warga berjalan-jalan di taman

Berbagai macam komunitas berkumpul di alun-alun

30 Des 2013

Negeri di Awan

Di bayang wajahmu 
Kutemukan kasih dan hidup 
Yang lama lelah aku cari 
Dimasa lalu

Kau datang padaku 
Kau tawarkan hati nan lugu
 Selalu mencoba mengerti 
Hasrat dalam diri

Kau mainkan untukku
Sebuah lagu tentang negeri di awan 
Dimana kedamaian menjadi istananya
Dan kini tengah kaubawa 
Aku menuju kesana
Ternyata hatimu
Penuh dengan bahasa kasih 
Yang terungkapkan dengan pasti 
Dalam suka dan sedih
     Dalam imaji saya waktu kecil, selalu terbayang dengan apa yang ada di balik gumpalan asap-asap putih dilangit yang seperti kapas, terbentang luas di langit biru. Penggalan lagu tahun 90-an yang dipopulerkan Katon Bagaskara di atas turut berperan dalam mengembangkan imajinasi saya. Membayangkan bahwa diatas sana ada juga kehidupan, istana megah, tempat para malaikat dan bahkan makhluk-makhluk mitologi seperti naga dan pegasus... kalau membayangkan sekarang pasti akan senyum-senyum sendiri. Tetapi itulah dunia anak-anak yang penuh warna dan imajinasi yang membuat dunia mereka tidak membosankan sebagaimana kehidupan orang dewasa yang penuh dengan rutinitas... hehehe

    Gambar ini diambil di atas pesawat pada saat perjalanan dari Jakarta menuju Padang. Pada saat penugasan pertama saya di pulau Sumatra.







17 Okt 2013

Uji Nyali di Kelok Sembilan

    Kelok 9 adalah jalan yang sudah ada sejak zaman Belanda, berupa 9 tikungan tajam dengan jurang yang terjal pada kontur alam yang menurun di Kabupaten Limapuluh Koto, Sumatera Barat. Jalan ini meliuk melintasi Bukit Barisan yang memanjang dari utara ke selatan Pulau Sumatera. Jika direntang lurus panjang Kelok Sembilan hanya 300 meter dengan lebar 5 meter dan tinggi sekitar 80 meter. Dari awal tikungan hingga ke bawah, ada jurang terjal diperkirakan tingginya 100 meter. Di sinilah kendaraan harus berhati-hati. Jika sang sopir lengah, maka nyawa taruhannya. Apalagi kalo anda baru belajar menyetir jangan coba-coba untuk melalui jalur ini.

 Seperti inilah penampakan dari kelok sembilan

    Berdasarkan catatan Kementerian PU, dalam sehari jalan ini dilalui lebih dari 10 ribu unit kendaraan dan pada saat libur atau perayaan hari besar meningkat 2 sampai 3 kali lipat. Namun, sejak dibangun Kelok Sembilan nyaris tak mengalami pelebaran berarti karena terkendala medan. Seiring peningkatan volume kendaraan yang melintas, kondisi jalan yang sempit dan terjal sering mengakibatkan kemacetan. Lebar jalan yang hanya 5 meter dan tikungannya yang tajam kerap menyulitkan kendaraan bermuatan besar melintas karena tidak kuat menanjak. Di kelok 9 ini semacam ada aturan tidak tertulis sesama pengguna kendaraan. Mereka yang turun dari atas harus mengalah agar yang menanjak diberikan kesempatan untuk melintas terlebih dahulu jika bertemu di tikungan. Jika Anda tidak mengikuti aturan itu, siap-siaplah Anda kena marah oleh sopir di jalanan tersebut.


Harus ekstra hati-hati pada saat melintasi setiap kelokan

    Kini di kelok sembilan ini, tengah dibangun sebuah jalan yang akan memangkas jumlah kelokan tersebut. Tiang-tiang raksasa mencakar langit bakal menjadi alternatif jalan baru yang lebih mudah bagi kendaraan yang melintas. Jalan baru ini seperti dua kali huruf S di atas jalan lama. Dengan adanya jalan baru ini, maka di kawasan lembah ini akan tersedia dua jalan untuk jalur masuk dan keluar dari Sumbar menuju Riau dan sebaliknya. Pembangunan jembatan layang Kelok 9 mulai dilakukan pada 2003. Pengerjaannya ditangani dalam dua tahapan pembangunan. Panjang keseluruhan jembatan dan jalan yang dibangun adalah 2.537 meter, terdiri dari enam jembatan dengan panjang 959 meter dan jalan penghubung sepanjang 1.537 meter. Tak ada campur tangan asing dalam pembangunan megaproyek ini dan telah menghabiskan dana lebih dari Rp540 miliar. Pada saat lebaran kemarin jembatan ini sudah dibuka dan bisa dilalui, tetapi entah mengapa saat ini satu bagian kembali ditutup dan hanya sebagian jembatan yang bisa dilalui.

 Mungkin perlu nama baru juga buat jalan ini karena keloknya hanya 2 kali huruf S, bagaimana kalau namanya Kelok 4? :)

28 Agu 2013

"fast and furious" versi Minang

    Sebelumnya saya mohon maaf apabila antara judul dan isi tulisan ini nanti agak kurang nyambung...hehe. Soalnya kata-kata diatas yang pertama kali muncul di kepala saya saat pertama kali melihat penomena ini (du ileeh...). Apabila kawan-kawan sempat singgah di kota padang atau kota-kota disekitarnya di daerah Minangkabau jangan kaget apabila bertemu mobil-mobil keren yang banyak di stop orang. Yup, -we called this- Angkot atawa angkutan kota. Di minang ini angkot-angkotnya sangat modis dan full modifikasi.



 
         Tidak kalah dengan mobil modifikasi atau mobil kontes, modifikasi di angkot ini tidak bisa kita pandang sebelah mata. Ada yang menambahkan body kit, bahkan mengkanibal onderdil dari mobil lain yang lebih modern seperti avanza/xenia. Tidak hanya modifikasi eksterior yang dilakukan tetapi interior dan sound system pun tak luput dari modifikasi. didalam angkot tersebut kita bisa menemukan sound system yang yahud, DVD, LCD, bahkan CCTV pun ada meskipun fungsinya kadang beralih menjadi kaca spion (ckckck...)



    Dengan Sound System seperti diatas maka apabila kita didalam angkot, maka tak ubahnya seperti di dalam diskotik. Bahkan pada saat angkot-angkot ini pulang ke pool-nya di sore hari, suasananya seperti kota-kota urban di Amerika dimana dentuman musik-musik upbeat menggema.





    Warga Kota Padang, pada umumnya jika berpergian selalu memilih-milih angkot. Meskipun angkot yang lewat itu kosong, tidak serta merta langsung naik. Warga Padang lebih suka angkot yang mempunyai desain yang bagus, maka dari itu kebanyakan angkot didesain dengan apik. Di Padang, angkutan yang laris manis adalah angkot, digunakan dari kalangan highclass sampai endclass. Justru angkutan yang notabene eksekutif seperti Taxi, sedikit sekali peminatnya. Malahan, Taxi berlabel Blue Bird “Burung Biru” baru launching bulan Maret 2013 di Padang. 

Yang menjadi pertanyaan saya, apakah dengan jumlah setoran yang diterima para pemilik angkot selama ini telah dapat mencukupi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendandani mobil mereka hingga sedemikian rupa seperti foto-foto diatas ya?
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com